Sep 20, 2008

Beautiful III

Pada tulisan ketiga ini akan komering uraikan secara sangat singkat sesuai janji komering tentang tradisi memetik duku...banyak orang telah mengatakan duku komering adalah duku yang terbaik selain bentuk buah yang tergolong besar duku komering juga sangat terkenal akan rasa manis yang tidak dimiliki oleh duku-duku yang dihasilkan dari daerah alin di Indonesia...
Komering uraikan tentang tradisi memetik duku yang terjadi pada masa dahulu digunakan sebagai ajang untuk mencari jodoh, karena salah satu kebanggaan masyarakat komering adalah buah duku maka tulisan ini akan menggambarkan seni memetik buah duku dan perjodohan yang terjadi.
Buah duku komering sangat terkenal karena rasa yang manis hal ini dikarenakan selain daerah komering yang dikategorikan subur untuk menanam buah-buahan seperti durian,mangga pisang serta duku dan masih banyak jenis buah yang lain,duku komering juga dikenal manis karena faktor usia dari pohon tersebut, pada umumnya buah yang tergolong manis berasal dari pohon yang berusia minimal 20 sampai 25 tahun (walau pada umur 5 tahun pohon duku telah menghasilkan buah), dari satu batang pohon bila pada musim Emas (istilah yang dipakai orang komering karena limpahan panen) bisa mencapai 100 (seratus) peti bahkan lebih yang masing-masing satu peti berkisar antara 15-17 kg dan apabila panen pada musim-musim normal berkisar antara 50-80 peti per pohon dapatlah dibayangkan bila harga 1 Kg berkisar Rp.1,500 (pada masa panen biasa) atau Rp.500-Rp 1000 (masa panen emas). Ada kategori atau kelas tertentu pada duku yang dapat mempengaruhi harga duku hanya dengan melihat proses pemetikan (harga tersebut diatas adalah harga untuk duku yang paling bagus dan bayangkan bila harga duku yang dipetik tetapi pernah jatuh sampai tanah....hmmm bingung....:)) tapi pada tulisan ini tidak akan komering uraikan.
(komering ambil kasus buah duku untuk konsumsi sendiri)
Pemetikan buah duku umumnya berlangsung dari pagi hari berkisar antara pukul 08.00 sampai 16.00 pemetikan biasanya dilakukan oleh pihak laki-laki baik itu ayah dan anak laki-laki maupun saudara laki-laki.
Pada proses pemetikan ini sang istri akan menyiapkan makan siang yang akan dimakan di kebun, (contoh kasus laki-laki dan wanita belum mempunyai hubungan) yang biasanya meminta “bantuan”dari anak perempuan untuk memasak dan mengantarkan makanan ke kebun biasanya dalam tradisi memetik duku akan banyak yang hadir menolong untuk mengumpulkan buah duku yang jatuh, hal inilah yang digunakan oleh para pemuda maupun pemudi untuk mengenal satu sama lain, pada saat makan siang adalah waktu yang biasanya digunakan untuk mengenal satu sama lainnya, pada umumnya proses perkenalan ataupun pendekatan pemudi oleh pemuda dilakukan pada acara tertentu saja hal ini dikarenakan masih kentalnya pengaruh orang tua maupun saudara dari pihak wanita terhadap siwanita maupun keluarganya, sehingga setiap ada kesempatan besar seperti pernikahan, panen buah maupun saat silaturahmi pada bulan syawal sangatlah menjadi moment yang sangat berharga sehingga bila datang moment-moment tersebut merupakan ajang untuk mencari dan menentukan langkah menuju kejenjang kehidupan yang lebih panjang.
Komering sangat bahagia akan kunjungan teman-teman dari segala penjuru negri, komering ingin memperkenalkan satu suku yang mungkin asing, belum pernah bahkan aneh ditelinga sobat-semua ....segala kritikan dan saran akan komering ambil sebagai salah satu langkah kemajuan untuk komering pribadi dan masyarakat komering pada umumnya.Thank’s a lot

Jul 13, 2008

Beautiful II

Pada tulisan sebelumnya penulis memaparkan prosesi singkat pernikahan dan ajang pencarian jodoh pada masyarakat komering dan pada bagian ini akan sedikit panulis kupas tentang percintaan masyarakat komering hingga terjadinya pernikahan....
Pada waktu dahulu kehidupan percintaan yang terjadi pada masyarakat komering sangat komplek dan lebih diwarnai oleh adat dan kebiasaan serta nilai agama islam yang dianut, pada masa dulu perjodohan tidaklah terlalu diatur ketat oleh orang tua yang artinya tidak ada sisitem perjodohan yang mengharuskan seorang anak menikahi orang yang dipaksakan oleh orang tua mereka, perjodohan yang berlaku biasa karena perasaan suka antara pihak wanita dan laki-laki.
Yang menarik dalam kisah percintaan orang komering yang sampai sekarang masih ada adalah proses pendekatan dan penentuan sipendamping hidup.
Hal ini yang akan penulis coba angkat sebagai salah satu warna dalam kehidupan bersuku dan berbangsa didalam keutuhan berbhineka tunggal ika.
Proses pengenalan yang terjalin setelah saling mengenal diantara wanita dan pria yang biasanya terjadi setelah acara pernikahan berlanjut pada proses pendekatan yang uniknya adalah biasanya dan umunya rumah orang komering adalah panggung pendekatanpun dilakukan tanpa sepengetahuan orang tua si wanita biasanya tempat dan waktu yang sering menjadi ajang pertemuan adalah dapur......hmmmmm aneh khan......:) (keunikan ini terjadi pada kasus pria dan wanita satu dusun)
Karakter rumah orang komering yang panggung ini memungkinkan segala cara unik dilakukan oleh seorang lelaki hal itu berlaku juga pada lelaki manapun tidak terkecuali lelaki masyarakat komering dalam upaya merebut dan memberikan usaha sebagai bukti kesungguhan hati,salah satu cara yang biasa dan sering dilakukan pada malam hari pada saat bulan Ramadhan biasanya pertemuan siang dijadikan ajang untuk lebih berkenalan dan berbagi cerita dengan disela-sela perbincangan diselipkan pertanyaan oleh sang pria dikebolah dipa kamarmu (sebelah mana kamarmu).setelah dirasa cukup perbincangan akan selesai dan tinggal menungggu malam.
Biasanya setelah tengah malam pria akan pergi kerumah si gadis tersebut dengan berjalan mengendap-endap (ada kekhawatiran) menuju bawah kamar sigadis (karena rumah orang komering yang panggung) dan bila telah sampai akan memberikan kode biasanya sapu lidi yang ditusukkan ke arah kamar si gadis (lantai dan bangunan rumah komering terbuat dari kayu)dan bila sigadis tahu akan kode tersebut maka dia akan bangun menuju ke dapur (dapur rumah orang komering biasanya dibelakang bagian rumah)sambil membawa sisa piring kotor setelah berbuka puasa agar orang tua sigadis tidak curiga dan pria menemani sigadis didapur untuk berbincang-bincang tidak jarang sampai sahur tiba, dan tidak jarang pula pihak wanita “berbohong” kepada pria ketika ditanya untuk menunjukan arah kamar dengan memberikan denah yang menunjukkan arah kamar orang tua sigadis itu sendiri,karena ketatnya peranan adat yang berlaku pada masyarakat komering terbayang yang akan terjadiJ.
Proses pendekatan ini akan terus berlanjut dan akan terus meningkat hingga pada akhirnya nanti kedua pihak menentukan langkah mereka. Proses percintaan masyarakat komering melibatkan semua pihak karena bila telah memilih dan memastikan pendamping hidup pada pria nanti si pria akan berbicara pada orang tuanya mengenai rencana kedepan nanti, prosesi lamaran akan dilakukan tapi terlebih dahulu ada semacam MOU (memorandum of understanding) yang akan diucapkan orang tua lelaki kepada orang tua pihak wanita tentang hubungan dan keberlanjutan dari hubungan mereka tersebut, tidak jarang hunbungan yang telah terjalin dan belum diketahui secara langsung oleh orang tua sigadis bisa gagal bahkan gagal sama sekali hal ini disebabkan ditolaknya MOU dari pihak sigadis, bila hal ini terjadi sedangkan wanita dan pria tersebut telah memantapkan hati akan menggunakan cara yang sampai sekarang masih berlaku pada masyarakat komering (bukan kawin lari karena masyarakat komering patuh akan restu dari orang tua) yaitu penculikan baik secara paksa ataupun melauli kesepakatan ke dua insan tersebut, biasanya pemaksaan terjadi si wanita akan dipancing untuk datang ke rumah si pria atau bila mereka bertemu di tengah kampung dan ada pula dilakukan dengan masuk secara paksa kerumah sigadis dimana pihak pria telah mendapat restu dan dukungan dari orang tuanya dan dengan cara kedua yaitu melalui kesepakatan si wanita akan bersedia kerumah sipria dan diberitahu rencana dari keluarga sipria dan bila hal ini telah di sepakati pihak pria akan mengirim utusan ke rumah wanita bahwa gadis mereka telah diculik dan atau telah diambil.
Tidaklah mudah bagi keluarga pihak lelaki karena pihak wanita akan mempertahankan putrinya sampai darah penghabisan, karena bila diambil secara paksa atau bahkan walau dengan kesepakatan wanita dan pria orang tua sigadis akan melakukan apapun termasuk dengan perlawanan (yang terjadi bila tidak juga mendapatkan kata sepakat akan berlanjut pada pertumpahan darah) dengan pihak lelaki hal ini memungkinkan karena watak umumnya orang komering dan bila hal ini akan berlanjut maka biasanya akan turun tangan perangkat desa dan perangkat adat untuk mencari jalan keluar dan penyelesaian masalah, tidak jarang kesepakatan pun terjadi dan adapula kesepakatan yang tidak menemukan jalan keluar bila sudah begini maka biasanya pihak wanita akan memberikan syarat-syarat kepada pihak pria salah satu contoh untuk menunggu beberapa waktu lagi,untuk berkerja terlebih dahulu dan yang lainnya.biasanya persyaratan yang diajukan akan disetujui pihak pria demi kesungguhan niat baiknya.

bersambung............

Jun 15, 2008

Hi There

Welcome To Komering's Blog
 Hope You'll Enjoyed

This blog is the latest blog after the first address Komering we deactivated .... but komering's blog will be active again with this new address ...

thank you for visiting and please give your comments on all posts ....
Your input and constructive criticism we needed ...


thank you very much


Komering

Jun 13, 2008

Beautiful I

Di sumatera selatan sendiri ada berbagai macam suku yaitu Suku Ogan, Suku Komering, Suku Ranau, Suku Kisam, Suku Daya, Suku Aji, Suku Musi, Suku Rawas, Suku Beliti, Suku Banyuasin, Suku Kikim, Suku Semendo, dan Wong Palembang (Taqwa, 1997:18).
Khusus untuk Wong Palembang yang berdiam di dalam kota Palembang, mereka adalah sisa-sisa kerabat bangsawan Kasultanan Palembang, di mana kerajaan ini telah lama dihapuskan oleh kolonialis Belanda.
Sedangkat suku komering berasal dari nama sebuah sungai yang membentang sepanjang wilayah yang dikenal dengan anama sungai atau wilayah komering, Melalui sungai itulah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi mudah dilakukan. Secara tradisi masyarakat mengidentifikasikan dirinya berdasar pola tempat tinggal mereka yang berada di sekitar aliran sungai. Masyarakat atau suku Komering adalah masyarakat yang tinggal di sekitar aliran Sungai Komering. Begitu pula suku Ogan adalah masyarakat yang bermukim di pinggir Sungai Ogan, suku Musi bermukim di sekitar Sungai Musi, suku Rawas bermukim disekitar Sungai Rawas. Tradisi masyarakat ini kemudian mengalami perubahan sosial seiring masuknya perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam pertambangan atau perkebunan.
walaupun stigma yang selalu melekat pada masyarakat komering sangat kental akan watak dan perangai yang keras dan tempramental,hal ini banayak di jumpai dalam hampir setiap literatur dan ada dalam perbincangan baik secara forum yang resmi dan non formal,
Berbagai penelitian mengungkapkan banyak faktor yang mengakibatkan “STIGMA” itu terus berkembang dan menjadi momok tersendiri bagi masyarakat komering, sebagai contoh kadang kala orang komering sendiri akan menyangkal asal daerahnya ketika di tanya dari daerah mana dia berasal, entah karena kebetulan atau memang seperti itu “tanggapan”orang tentang eksistensi komering sendiri.
Dari berbagai pendapat yang keluar dan muncul dipermukaan sesungguhnya ada nilai yang sangat indah yang dimiliki komering,mulai dari cara hidup maupun keseharian serta adat kebiasaan yang selalu dipegang oleh orang komering.
Keunikan ini tercermin dalam pernikahan yang pada umumnya terjadi pada orang komering, ada 3 (tiga) bagian makan-makan (semacam resepsi) selain tamu yaitu pihak yang dituakan (khusus laki-laki), wanita (telah menikah biasanya yang mebantu gotong royong) dan yang ketiga adalah pemuda dan pemudi semua peralatan makan mulai dari piring hingga lauk pauk mulai dari setting meja hingga pembersihan alat-makan biasanya diprakarsai oleh pemuda dan pemudi sedangkan wanita (yang telah berkeluarga) pada umumnya memasak. Ajang makan bersama pemuda pemudi juga disebut sebagai ajang mencari jodoh karena pada saat itu ada acara yang dikhususkan bagi kaum muda dan mudi yaitu makan bersama dalam satu “nampan” besar yang biasanya satu nampan untuk 3-4 pemuda yang terpisah dari nampan pemudi tetapi tetap satu ruangan besar, yang tentunya setelah orang-orang yang dituakan makan terlebih dahulu,momen ini sangat ditunggu oleh kaum muda mudi komering,semacam telah menjadi kebiasaan pada masyarakat komering hal ini telah terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama, inilah yang selalu membuat orang komering merasa dekat dan memiliki tali persaudaraan yang kuat.
Selain hal unik yang terjadi pada saat pernikahan tersebut ada juga kebiasaan masyarakat komering yang masih ada sampai sekarang yaitu kebiasaan GORO (gotong royong) yang dilakukan dengan suka rela tanpa “diupah”, segala aktifitas dalam pernikahan dilakukan secara gotong royong mulai dari mempersiapkan dekorasi rumah pengantin sampai pada tahap pembersihan peralatan,dari GORO yang dilakukan biasanya disertai memasak makanan ringan seperti empek-empek, model,tekwan dan sebagainya yang akan dibagikan kepada orang yang ikut dalam GORO ini,baik makan ditempat maupun dibagikan kerumah-rumah sebagai ucapan terima kasih atas keikuut sertaannya,dan masakan yang akan digunakan untuk tuan rumah sebagai hidangan santap pada hari pernikahan, GORO juga dihadiri oleh pemuda dan pemudi dimana ajang ini juga disebut ajang mencari jodoh yang biasanya beberapa malam sebelum pernikahan berlangsung anak lelaki “menjemput”anak perempuan (dengan modal lampu petromaks keliling kampung) untuk diikut sertakan dalam kegiatan GORO yang tentunya harus meminta izin kedua orang tuanya, dan si perempuan hanya akan keluar bila mendapat izin dari orang tuanya biasanya sang ayah dan apabila goro pada malam hari itu telah selesai kewajiban pemuda untuk mengantarkan pemudi sampai bertemu dengan orang tua sipemudi tersebut didepan rumah.
Keunikan yang selalu ada pada masyrakat komering akan selalu mewarnai dan menjadi bahan tulisan penulis.......bagaimana kisah percintaan orang komering, bagaimana asyiknya memetik duku yang pada waktu dahulu digunakan sebagai ajang pencari jodoh

bersambung......
Add to Google Reader or Homepage Add to The Free Dictionary Subscribe in Bloglines Add to My AOL

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls