Nyoba Nulis Lagi… Pernah ngga sobat-sobat makan duku ,dukupalembang, hmmmm di beberapa daerah di sumatra selatan sendiri banyak daerah penghasil duku, salah satu yang paling terkenal adalah duku komering…bila sobat jalan-jalan kepalembang nanti disaat musim duku di hampir setiap jalan-jalan utama palembang akan terdapat banyak orang berjualan duku bertuliskan duku komering, dan bila sobat dari luar palembang atau luar pulau mungkin akan mengenal nya dengan nama duku palembang….
Tulisan ini berdasarkan apa yang penulis dengar dan mencoba menarik kesimpulan dari berbagai sumber termasuk orang tua penulis sendiri…
Tahun 70-an sampai awal tahun 2000-an bisa dikatakan tahun emas bagi daerah komering sebagai salah satu daerah yang “mampu” memberikan sumbangan pendapatan bagi sumatra selatan, karena daerah komering yang memiliki karakteristik tanah yang subur, sehingga persawahan dapat menghasilkan panen yang melimpah termasuk juga perkebunan, ada beberapa hasil yang bisa “ditawarkan” keluar sumatra selatan, seperti pisang, durian, manggis, mangga serta duku, walaupun sepanjang daerah komering berbeda-beda waktu panen buah tersebut tapi dari hasil panen tersebut dapat sedikit banyak meningkatkan pendapatan keluarga-keluarga yang ada di daerah komering.
Mengapa penulis menyebut tahun-tahun tersebut sebagai “masa keemasan”, karena sesuai dengan karakteristik awal masyarakat komering yang sejak dahulu (sejak zaman penjajahan) sebagai masyarakat bertani dan berkebun terbukti dari usia-usia pohon duku dan durian didaerah sana yang hampir setua kakek nenek bahkan lebih tua dari mereka. Inilah salah satu sebab positif mengapa duku komering memiliki perbedaan dari duku daerah lain. Subur nya tanah yang ada disana dijadikan modal utama pendapatan keluarga yang secara otomatis membawa perubahan kehidupan bagi pemilik tanah dan perkebunan buah di sana.
Tahun-tahun yang sulit bagi pemilik perkebunan di komering bisa dikatakan saat iklim berubah drastis seperti sekarang ini, diawal-awal isu global warming sangat mempengaruhi hasil panen duku, yang mengalami penurunan drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Mata pencaharian keluargapun mulai berubah dengan perdagangan dan yang lainnya termasuk merantau…
Bila dulu orang ingin membangun rumah atau memiliki kendaraan baru bisa dikatakan itu adalah hasil dari panen termasuk panen duku, Kondisi tersebut ikut diperparah dengan “perluasan lahan kelapa sawit” dari berbagai sumber didaerah hulu-an komering ada beberapa lokasi sudah berubah fungsi yang dulunya perkebunan duku dan durian sekarang menjadi perkebunan kelapa sawit, hal ini bisa berakibat meluas dan duku komering hanya akan tinggal cerita bagi anak dan cucu kita nantinya.
Peran lembaga adatpun tidak bisa berbuat banyak, mengingat kepemilikan perkebunan tersebut secara individu, sehingga segala keputusan pun tergantung pemilik, tetapi bila ini hanya dijadikan “tontonan” sedangkan tidak adanya upaya resmi yang mengikat dan melindungi tidak menutup kemungkinan akan selesai juga.
Peran lembaga pemerintah daerah pun tidak terlalu signifikan, padahal bila ada, hal seperti ini tidak perlu terjadi dan bisa saja turun tangannya pemerintah daerah sebagai sarana penyediaan lapangan kerja bagi penduduk didaerah tersebut dengan adanya “BackUp” untuk para pemilik perkebunan untuk memberikan perlindungan maupun sarana yang berfungsi sebagai reward n funishment sehingga apapun yang menjadi ciri khas daerah tidak hilang dan juga sebagai upaya pemerintah melestarikan ciri khas daerahnya.
Bayangkan bila peran Pemerintah Daerah dan Lembaga Adat yang ada dapat secara langsung memberikan kontribusi kepada daerahnya masing-masing, tidak menutup kemingkinan adanya keberhasilan dalam segala sektor pembangunan.
Tulisan ini tidak memiliki unsur politik apapun hanya goresan keprihatinan yang mendalam akan kondisi yang menjadi sorotan berbagai pihak disana tapi mungkin luput dari pandangan maupun tindakan.
Semoga tulisan dalam blog ini dapat menjadi acuan bagi siapapun termasuk penulis bahwa identitas suatu daerah tidak selamanya akan kekal bila tidak kita sendiri yang menjaga dan melestarikannya..